Buku ini menyajikan tentang sosok perjalanan dan pemikiran seorang gurubesar dari berbagai sisi yang disertai pandangan dan kesaksian dari sejumlah murid-muridnya. Sekaligus mengungkap sisi lain yang tak semua orang mengetahui terutama bagi generasi muda yang hidup pada saat tokoh besar itu telah tiada. Tetapi sosok dan mahakaryanya telah menjadi legenda sebagai “Pahlawan Sepanjang Zaman” yang melahirkan mahakarya bernama lembaga pendidikan Alkhairaat yang berpusat di Kota Palu dan kemudian menyebar ke sejumlah provinsi.
Dia adalah Guru Tua sebutan bagi Al-Alimul Allamah Al-Habib Sayed Idrus bin Salim Aldjufri (S.I.S Aldjufri) sangat dikenal di Sulawesi Tengah. Bahkan di sejumlah wilayah di Kawasan Timur Indonesia, namanya bukan saja dikenal sebagai ulama kharsmatik, tapi juga tokoh pendidikan, tokoh kemanusiaan, diplomat, pedagang, sastrawan dan berbagai sebutan lainnya.
Gelar Guru Tua memiliki makna guru yang dituakan sama halnya sebutan “Tuan Guru,” bagi masyarakat di Nusa Tenggara Barat atau sebutan “Andregurutta” di Tanah Bugis, Sulawesi Selatan. Hal ini menunjukkan kalau Habib Idrus bin Salim Aldjufri memiliki kharisma dalam menjalankan dakwah Islam sepanjang hidupnya. Pemerintah menganugrahinya Bintang Mahaputra Adipradana tahun 2010.
Dengan segala kerendahan hati, saya hanturkan Alhamdulillah, Rencana Kerja Kesejarahan telah tertuang dalam lembaran program, terlaksana dengan baik. Mengapa ide ini terlintas? Kemudian mengapa dengan 9 tokoh bersejarah dipilih dan dijadikan program di tahun 2012 ini ?
Ide, gagasan telah tertulis diberbagai catatan maupun komentar di jaringan sosial, terakumulasi memberikan ruang penciptaan tokoh sejarah kontemporer terjawab di buku Seri Informasi. Jawaban atas jawaban mengisyaratkan bahwa, tanpa data, kita tidak mampu mengkomunikasikan hingga menjadi sebuah informasi. Govermant, salah satu kunci utama dalam mengakumulasi data-data pada tingkat satuan kerja perangkat daerah. Dimana data-data itu diperoleh? Tentunya pada komunitas-komunitas tertentu, dijadikan objek kajian yang ingin dilirik.
Data dasar biasanya tertuju pada pointers melalui konsep kebudayaan dengan 7 unsurnya itu. Penguatan data dasar kebudayaan yang akan bermuara pada pendidikan untuk dijadikan muatan lokal. Diagframa panorama budaya mendukung dengan kawasan penunjang, dipelihara sebagai sasaran daerah tujuan wisata, masuk tidaknya wisatawan lokal, nusantara maupun mancanegara.”
Kita tidak lagi menoleh kebelakang dalam kurun waktu tertentu. Bahasan pemilihan tokoh bersinggung dengan bidangnya, diurai dalam pengantar penulis. Bukan cuma itu, jika kita menganggap Seri Informasi ini penting adanya, maka apa yang seharusnya dilakukan. Circle, terus menerus dan berkesinambungan.
Sekian prakata singkat, ucapan terima kasih amat dalam kepada semua pihak yang telah terlibat dalam menjadikan rencana kerja menjadi program nyata adanya. Harapan senantiasa tertuju dengan terbitnya buku ini, dapat menjadi teman diskusi untuk keberlangsungannya. Wassalam !
Hak cipta dilindungi undang-undang: Dilarang memperbanyak atau menyalin, menfotokopy, merekam (audio visual) sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penulis buku ini. (UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA)
Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Abubakar, Jamrin, TERJADINYA LEMBAH PALU (Sebuah Kumpulan Legenda), 2011
halaman 14x 20 cm
ISBN: 978-602-998686-2-0
DAFTAR ISI
Sambutan Ketua DKP
Pengantar Dari Penulis
1.Terjadinya Lembah Palu
2.Legenda Bengga Bula
3.Legenda Yamamore di Pusentasi
4.Legenda Danau Dampelas
5.Asal Mula Kaledo
Riwayat Singkat Penulis
Sambutan Ketua Dewan Kesenian Palu
Buku ini merupakan cerita rakyat atau legenda yang pertama kalinya diterbitkan Dewan Kesenian Palu sebagai bentuk prosa di antara beberapa buku yang telah diterbitkan. Sebab pada penerbitan sebelumnya, Komite Sastra hanya menampilkan buku puisi karnya penyair Palu dalam antologi maupun secara tunggal.
Karena itu adanya penerbitan semacam ini diharapkan memberi sumbangsih pemikiran dan inspirasi bagi pembaca ataupun penulis lainnya. Tentu dengan harapan dapat membangkitkan munculnya penulis-penulis lain dengan karya masing-masing guna memenuhi minimnya buku-buku bacaan bertema legenda asal Sulawesi Tengah.
Sebagai Ketua Dewan Kesenian Palu, kami sangat menghargai dan menyambut baik terhadap penulisan dan penerbitan buku karya Jamrin Abubakar. Bukan saja menambah khazanah pustaka daerah, tapi sekaligus sebagai bentuk kepedulian dan pelestarian cerita-cerita rakyat yang pernah tumbuh di tengah komunitas etnis tempat cerita yang belakangan terancam punah. Apalagi pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi audio visual, nyaris mengabaikan kearifan-kearifan lokal dalam bentuk tradisi lisan yang menjadi bagian dari kebudayaan daerah.
Buku Legenda Terjadinya Lembah Palu dan beberapa legenda yang asli Sulawesi Tengah ini dapat dijadikan bahan bacaan bagi siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan menengah atas. Untuk itu pula atas nama Dewan Kesenian Palu, kami memberi apresiasi terhadap penulis buku yang telah mengangkat kembali legenda-legenda dari Tanah Kaili yang sebelumnya hanya tumbuh dari tradisi lisan menjadi bentuk tulisan. Hal ini merupakan upaya pelestarian budaya dari tradisi lisan menjadi tradisi tulisan, mengingat dari zaman ke zaman penutur semakin berkurang sehingga dikhawatirkan suatu saat cerita legenda pun akan terlupakan kalau tidak ditulis kembali.
Demikian sambutan kami, semoga kehadiran buku ini bermanfaat bagi seluruh pembaca dan menjadi bahan dokumentasi sepanjang zaman.
Palu, 2011
Dewan Kesenian Palu
Dr. Ir. Nirwan Sahiri, M.P
Ketua
KATA PENGANTAR PENULIS
Salah satu etnis yang mendiami Sulawesi Tengah dengan kekayaan cerita rakyat adalah suku Kaili. Secara geografis dominan berdomisili di wilayah Lembah Palu dan Kabupaten Donggala. Dari masa ke masa, penutur tradisi lisan cenderung mulai berkurang, terutama pada masyarakat perkotaan, sehingga dikhawatirkan suatu saat banyak legenda rakyat punah dan tak diketahui lagi generasi mendatang.
Penulis pernah melakukan eksplorasi ke beberapa komunitas etnik Kaili untuk keperluan penulisan legenda secara langsung dari narasumber atau penuturnya. Hasilnya dapat ditulis dan diterbitkan dalam bentuk buku yang sedang Anda baca.
Sejumlah legenda yang diperoleh memiliki hubungan dengan kepercayaan terhadap lingkungan alam suku-suku asli yang mendiami daerah tertentu. Bahkan ada yang mempercayai sebagai bagian tradisi dari leluhur yang sangat erat kaitan beberapa upacara tradisi dan sejarah sosial budaya masa lampau.
Buku ini penulis beri judul TERJADINYA LEMBAH PALU, salah satu dari lima legenda yang penulis paparkan dalam bentuk penulisan fiksi. Legenda tersebut dituturkan secara turun temurun yang secara filosofi menarik dengan kaitan secara geologi. Namun dalam perkembangannya legenda tersebut berangsur mulai pudar karena hanya secara lisan, padahal menarik sekali ditulis untuk dijadikan bahan bacaan di sekolah. Legenda lainnya yang ditampilkan penulis yaitu Legenda Bengga Bula, Legenda Yamamore di Pusentasi, Legenda Danau Dampelas dan Asal Mula Kaledo.
Legenda tersebut penulis olah berdasarkan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah narasumber/penutur pada komunitas tempat asal legenda. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal memperkenalkan dan melestarikan legenda tersebut agar tidak terancam punah; dengan harapan ada penulis lain untuk melakukan eksploitasi pada legenda-legenda lain yang belum pernah ditulis, bukannya mengulang atau menuliskan kembali tulisan yang sudah ada.
Demikian pengantar penulis, dengan harapan buku ini dapat memenuhi kebutuhan pembaca tentang masih terbatasnya buku cerita legenda Sulawesi Tengah. Saran dan bantuan semua pihak sehingga buku ini terbit, saya ucapkan terima kasih.
Sambutan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Tengah
Prakata dari Realisator Program
Kata Pengantar dari Penulis
1.Drs. H. Galib Lasahido
2.Drs. H. Rusdy Toana
3.Ladudin Bungkato
4.Alimin Lasasi
5.H. Ischak Moro
6.J.K. Tumakaka
7.H. Hamid Rana
8.Masyhuddin Masyhuda, BA
9.Dra. Hj. Zulfikar Abdullah
PENGANTAR DARI PENULIS
BUKU ini merupakan biografi singkat 9 tokoh bersejarah Sulawesi Tengah yang pernah memiliki peran cukup penting di bidangnya dan pada zamannya. Namun mereka nyaris terlupakan di kalangan generasi muda masa kini yang sedang menikmati apa yang telah diperjuangkan tokoh-tokoh terdahulu.
Bahkan sejarawan pun tak begitu tertarik menulisnya sebagai bagian dinamika sejarah kontemporer daerah Sulawewsi Tengah. Itu dibuktikan tidak adanya tulisan yang mengenalkan perjalanan tokoh-tokoh daerah ini yang dapat menjadi bahan bacaan muatan lokal atau pengayaan. Padahal keberadaan sebuah universitas di Kota Palu tentunya ada banyak sejarawan yang kapasitas keilmuannya tidak diragukan. Tapi sekali lagi mereka tidak tertarik untuk penelitian dan penulisan masalah ini, sehingga dengan sejumlah keterbatasan penulis, buku ini hadir dengan sangat sederhana dan tentu tidak lepas dari kekurangan dari seorang yang bukan sejarawan.
Seperti halnya daerah lainnya, Sulawesi Tengah juga memiliki tokoh-tokoh berjasa dalam sejarah berbagai aspek kehidupan di forumlokal maupun nasional. Kehadirannya telah mengisi perjalanan bangsa ini dan masing-masing memiliki kisah yang perlu menjadi refleksi yang berkesinambungan dari generasi ke generasi. Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam buku ini hanyalah sebagian kecil di antara sejumlah tokoh yang pernah berkiprah dalam sejarah Sulawesi Tengah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penulis berupaya menampilkan sosok-sosok yang cukup menonjol di bidangnya sebagaimana dalam buku ini secara singkat dan padat, setidaknya memberi informasi pada pembaca tentang peran setiap tokoh. Tokoh yang ditampilkan dalam tulisan ini semuanya telah almarhum dengan beragam latar belakang, yaitu tokoh birokrat, politisi, budayawan, tokoh pendidikan, tokoh seniman, tokoh agama, tokoh buruh, tokoh persdan tokoh perempuan. Tetapi bukan berarti hanya mereka inilah yang paling bersejarah, melainkan masih ada sejumlah tokoh utama pelaku dan saksi sejarah belum ditulis. Mudah-mudahan ada sejarawan atau penulis lain di daerah ini memiliki kepedulian untuk menulis tokoh-tokoh yang dianggap berperan besar, sehingga menjadi catatan kecil khazanah pustaka sejarah daerah Sulawesi Tengah.
Untuk itu segala kekurangan dan keterbatasan penulis dalam menyajikan buku ini, kiranya mendapat masukan yang lebih baik lagi demi perbaikan penerbitan berikutnya. Atau sebaliknya, mudah-mudahan buku kecil ini menjadi salah satu sumber informasi bagi pembaca untuk mengenal kembali tokoh-tokoh sejarah yang terlupakan.*